
Minggu-minggu terakhir dalam tahun liturgi biasanya memperdengarkan bacaan-bacaan tentang akhir zaman, di mana Allah akan datang untuk menampakkan kemuliaan-Nya di tengah-tengah dunia. Keselamatan yang datang daripada-Nya sudah dikumandangkan dan harus disambut dengan iman yang teguh dan sorak-sorai. Dalam kitabnya, nabi Yeremia menubuatkan bahwa telah tiba saatnya keselamatan bagi seluruh bangsa pilihan Allah. Allah akan menyembuhkan luka setiap orang, menghibur orang yang berdukacita, membebaskan orang yang menderita dan tertindas serta menuntun mereka pada jalan keselamatan. Maka, terhadap seruan keselamatan ini, semua orang harus bersukacita dan bersorak-sorai menyambutnya. Sejak hari ini, tak akan ada lagi ratap tangis serta penderitaan melainkan hiburan dan sukacita.
Nubuat nabi Yeremia tentang kedatangan Sang Penyelamat dalam Perjanjian Lama telah terpenuhi dalam diri Yesus Kristus, Penyelamat Perjanjian Baru. Dialah Mesias terjanji yang akan membebaskan sisa-sisa kawanan domba Allah dari segala macam penderitaan dan mengumpulkan mereka kembali. Kristus datang melepaskan semua orang dari keterpurukan dan kelemahan manusiawi. Dia pun akan menyempurnakan kelemahan manusiawi itu dan mengangkatnya menjadi anak-anak Allah. Keselamatan yang dibawa-Nya akan diberikan secara cuma-cuma bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya. Maka, setiap orang mesti membuka hati terhadap keselamatan itu, supaya keselamatan itu benar-benar terjadi.

Kesembuhan yang terjadi pada Bartimeus murni karena belaskasih Allah yang nyata dalam diri Yesus. Setelah melihat kesungguhan iman Bartimeus, hati Yesus akhirnya tergerak oleh belaskasihan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali mengalami hal yang demikian. Banyak di antara kita yang saat ini sedang buat dan perlu disembuhkan oleh Yesus. Mungkin, kita tidak buta secara fisik, tetapi buta secara batin. Kebutaan batin itu dapat kita lihat lewat ketidakmampuan kita dalam memahami segala maksud dan rencana Allah dalam seluruh hidup kita. Ketika dalam situasi menderita atau putus asa, kita susah menerima apa yang menjadi kehendak Allah bagi kita. Kita merasa ditinggalkan dan seolah-olah Allah tidak mempedulikan kita. Kita merasa kecewa karena doa-doa kita tidak dikabulkan Allah.

Atau contoh lain lagi, misalnya dalam hal berdoa. Sering kita berdoa dan meminta apa yang kita butuhkan, rindukan dan inginkan. Sebenarnya, boleh saja kita meminta apa yang kita inginkan. Tetapi pertanyaannya adalah, pernahkah kita berusaha untuk mendapatkan apa yang kita doakan itu? Allah tak mungkin akan memberikan begitu saja apa yang kita minta. Misalnya, kita ingin keluarga kita bahagia dan damai, tetapi kita tidak pernah berusaha untuk menciptakan damai dalam keluarga kita. Atau kita ingin rezeki kita bertambah, tetapi kita tidak mau berusaha lebih keras lagi. Atau kita ingin sehat, tetapi tidak mau menjaga kesehatan atau tidak mau mengikut anjuran dokter. Dan masih banyak lagi contoh konkrit dalam kehidupan kita setiap hari. Allah kita bukanlah Allah yang pelit atau tidak mau memperhatikan serta memelihara kehidupan kita. Tetapi kita hendaknya sadar bahwa ketika kita sedang dalam kesulitan dan kita berdoa tetapi seolah-olah tidak ada jawaban dari Allah, cobalah lagi dan yakinkan diri bahwa Allah pasti akan mendengarkan semua doa permohonan kita. Cobalah berusaha lebih keras lagi, seperti Bartimeus, meskipun ada banyak tantangan. Mungkin saja Allah sedang menguji iman kita. Dan percayalah bahwa Allah tak akan membiarkan umat-Nya berjalan sendiri.

Posting Komentar