
Setiap tahun kita sebagai orang katolik diajak untuk mempersiapkan diri menjelang Hari Raya Paskah yang dilaksanakan selama Masa Prapaskah. Masa Prapaskah ini bukan hanya soal masa tenang selama enam minggu, tetapi sekaligus menjadi saat-saat pengenalan kembali dengan sungguh-sungguh ketaatan kita dalam mengikuti Yesus. Saat ini juga merupakan saat yang tepat untuk melihat kembali panggilan kita sebagai orang Kristen yang hidup oleh Roh Allah. Minggu pertama Prapaskah mengingatkan kita akan pentingnya rahmat pembaptisan yang sudah kita terima dan kita hidupi. Maka, setiap orang yang sudah dibaptis diajak untuk sungguh-sungguh meneladan Yesus yang tetap setia dan taat kepada kehendak Bapa-Nya, terlebih dalam mempersiapkan diri menyambut Paskah kebangkitan Kristus.
Pencobaan di padang gurun menjadi langkah awal sebelum Yesus tampil di hadapan publik. Yesus dituntun oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai berarti Dia harus menghadapi kesulitan-kesulitan dan bahkan penderitaan yang sangat berat dalam tugas perutusan-Nya di dunia ini. Padang gurun dalam konteks ini tidak berarti hanya suatu tempat atau padang pasir yang kering kerontang dan tidak ada tanda-tanda kehidupan. Padang gurun yang dimaksudkan di sini lebih pada suatu bentuk kesulitan hidup yang penuh dengan penderitaan. Kesulitan-kesulitan yang ditemukan di padang gurun seperti sulitnya mendapatkan air, ancaman binatang buas dan cuaca ekstrim (panas, dingin, badai) itulah yang ingin digambarkan dalam pencobaan Yesus di padang gurun ini. Penderitaan dan kematian akan menjadi bagian hidup yang tak bisa dihindarkan oleh Yesus sebagai utusan Allah yang mewartakan pertobatan kepada semua manusia di bumi ini. Dia juga harus menerima kematian sebagai konsekuensi dari tugas perutusan-Nya yang menjadi terang yang menghalau kegelapan dunia. Kehadiran Yesus di dunia ini adalah untuk mewartakan Kerajaan Allah sudah hadir kini dan di sini yang nyata dalam seluruh hidup dan tindakan-Nya. Dua hal yang sangat ditekankan dalam pewartaan Yesus adalah bertobat dan percaya kepada injil. Bertobat artinya berbalik dari kehidupan lama, kehidupan yang kurang baik dan bergerak menuju arah yang lebih baik lagi. Dengan bertobat berarti tidak lagi menoleh ke belakang, pada hal-hal yang membuat kita jauh dari Allah. Sebaliknya, kita harus mencoba bergerak maju menuju Allah sampai menemukan-Nya. Dan setelah bertemu dengan-Nya, menyerahkan seluruh aspek hidup kita untuk diubah dan dijadikan baru oleh Allah. Itulah tanda pertobatan sejati.

Semua orang diundang untuk masuk ke dalam kerajaan Allah dengan bertobat dan percaya kepada Injil. Pertobatan yang tulus dibutuhkan untuk dapat menerima injil yang diwartakan Kristus. Namun perlu disadari bahwa pertobatan itu bukanlah hasil usaha manusia, melainkan karena Allah mengutus Roh-Nya untuk menggerakkan hati manusia dan menanamkan iman di dalam hatinya. Peran Allah-lah yang terutama dalam usaha pertobatan itu supaya manusia dapat dengan jelas serta mampu menanggapi warta injil itu. Roh Allah membuat manusia mengenal Allah dan kasih-Nya secara lebih baik sehingga manusia tahu apa yang harus diperbuat dalam pertobatannya. Dan itu dinyatakan melalui pemberian diri untuk dibaptis dalam nama Tritunggal Mahakudus. Air baptis menjadi tanda dan sarana keselamatan bagi setiap orang yang menerima pewartaan injil dan bertobat. Karena itu, tuntutan sebagai orang yang telah dibaptis harus sungguh-sungguh dapat dimengerti supaya dapat dihidupi. Sebelum dibaptis, kita semua menjadi hamba dosa dan mati di dalamnya. Tetapi baptis memberikan kita keselamatan sehingga dosa tidak lagi berkuasa atas diri kita. Karena itu, tuntutan baptis adalah mengalahkan segala jenis dosa dan kejahatan yang senantiasa menggoda kita dalam peziarahan menuju Allah. Dan kita telah menjanjikan hal itu ketika membaharui janji baptis dalam Perayaan Baptis dan Perayaan Ekaristi dengan menyatakan diri bersedia menolak segala bentuk kejahatan dan takhyul.

Posting Komentar