Ordo Kapusin Kustodi General Sibolga

Kebijaksanaan Lebih Berharga Dari Harta Kekayaan

KEBIJAKSANAAN LEBIH BERHARGA DARI HARTA KEKAYAAN
(Keb. 7:7-11)
Sdr. Kasimirus Sitompul

1. Pengantar

Kebijaksaan lebih tinggi nilainya dari harta kekayaan. Kebijaksaan lebih utama dari harta. Sebab kebikjasaan itu berasal dari Allah dan siapapun yang memperolehnya akan sangat beruntung. Tanpa kebijaksaan yang berasal dari Allah maka segala pengetahuan dan harta kekayaan tidak berdaya efektif.

2. Latar Belakang Penulisan Kitab Kebijaksanaan Salomo

Pengarang Kitab Kebijaksanaan Salomo adalah orang yang berpendidikan. Dalam tulisannya ini ia mampu memeprlihatkan pengetahuannya dibidang seni, sastra. Tulisan-tulisannya dipengaruhi kuat oleh filsafat Yunani dan helenis yang berkembang pada saat itu namun masih berpegang teguh pada Taurat.

Yang melatarbelakangi penulisan kitab Kebijaksanaan ini adalah untuk membangun iman orang-orang Yahudi. Sebab pada saat itu kehidupan orang Yahudi dipengaruhi oleh godaan akan kebebasan yang ditonjolkan helenis dan Yunani yang mempunyai daya tarik bagi setiap orang, sebab setiap orang “dibekali” dengan nafsu-nafsu yang mendewakan kebebasan. Oleh karena itu, bab 1-6 mencoba untuk melawan godaan-godaan tersebut.

Godaan yang kedua adalah muncul berbagai macam ilmu pengetahuan, filsafat, seni, kebijaksaan dan kebudayaan helenis, yang dapat membuat orang Yahudi meninggalkan agamanya. Oleh karena itu, penulis Kebijaksaan ini melawan/menangkis gelombang kemersotan itu dan menuliskannya dalam bab 7-10.

Dari penjelasan singkat di atas dapat disimpulkan bahwa bab 7:1-30, sengaja ditempatkan pengarang kitab Kebijaksaan dibagian II dengan tujuan untuk menangkis pendewaan kepada budaya helenis yang semarak pada saat itu.

3. Struktur  Kebijaksanaan Salomo 7:7-11

Untuk melihat struktur kebijaksanaan salomo 7:7-11, kiranya penting menampilkan kesatuan kitab Kebijaksanaan Salomo secara umum. Kebijaksanaan Salomo dibagi menjadi tiga bagian besar
1. 1:1-6:21: membahas peranan kebijaksanaan dalam nasib manusia dan memperbandingkan nasib orang benar dengan orang fasik di dunia ini dan di akhirat.

2. 6:22-11:4: merupakan pujian panjang atas kebijaksanaan, membicarakan hakekat dan asal usul kebijaksanaan.

3. 11:5-19:22: merupakan tinjauan kembali dari peristiwa penting sejarah keselamatan bangsa Israel, yakni keluaran dari Mesir sampai perjalanannya di Padang Gurun.
Dari pembagian teks di atas, dapat disimpulkan bahwa Kebijaksanaan 7:7-11 merupakan bagian dari Keb 6:22-11:4, yang membahas pujian atas kebijaksanaan, hakekat dan asal usul kebijaksanaan, serta bagaimana kebijaksanaan berkarya. Perikop ini dibagi menjadi dua bagian besar: 
A. 7:7-10 (Hikmat dan kebijaksanaan jauh lebih berhargadari kekuasaan)
B. 7:11 (Jika kita mencari hikmat dengan sendirinya pemahaman yang lain akan ditambahkan.

4. Ulasan teks Kebijaksaan Salomo 7:7-11

A. 7:7-10 (Hikmat dan kebijaksanaan jauh lebih berhargadari kekuasaan) 

"7 Maka itu aku berdoa dan akupun diberi pengertian, aku bermohon lalu Roh Kebijaksanaan datang kepadaku.8 Dialah yang lebih kuutamakan daripada tongkat kerajaan dan takhta, dan dibandingkan dengannya, kekayaan kuanggap bukan apa-apa.9 Permata yang tak terhingga nilainya tidak kusamakan dengan dia, sebab segala emas di bumi hanya pasir saja di hadapannNya dan perak dianggap lumpur belaka di sampingnya.10 Ia kukasihi lebih dari kesehatan dan keelokan rupa, dan aku lebih suka memiliki dia dari pada cahaya, sebab kilau daripadanya tidak kunjung hentinya".

“Maka itu...” Makna dari “maka itu” adalah bahwa “Salomo” yang tidak memiliki keistimewaan dalam kelahiran, oleh karena itu ia memilih untuk mengarahkan doa kepada Allah. Teks doa yang sampaikan oleh pengarang dapat ditemukan 1 Raj. 3:6-7 dalam perikop ini Salomo memohon kepada Allah roh kebijaksaan untuk menimbang perkara untuk menghakimi denga dapat membedakan antara yang jahat dan benar. Dalam doa ia menyampaikan kebutuhan konkretnya.

Dialah yang lebih kuutamakan ...” uraian ini bertitik pangkal pada 1 Raj 3:10 dan nas-nas kitab-kitab kebijaksaan yang mengutamakan hikmat kebijaksaan dari segala barang yang paling mahal (Ayb 28:15-19; Ams 3:14-15;8:10-11,19). Kebijaksaan membuat manusia memilik martabat yang lebih tinggi dari segala mahluk di muka bumi ini. Orang yang mengejar harta benda dan kekayaan menyia-nyiakan hidupnya yang singkat. Dibanding dengan kebijaksaan “kekayaan kuanggap bukan apa-apa. “Segala emas di bumi hanya pasir saja di hadapannya dan perak dianggap lumpur disampingnnya” (ay.8-9). “Kebijaksanaan itu ia kasihi lebih dari kesehatan dan keelokan  rupa dan lebih suka memiliki dia daripada cahaya, sebab kilau dari kebijaksaan itu tak kunjung henti.” (ay. 10) 

B. 7:11 (jika kita mencari hikmat dengan sendirinya pemahaman yang lain akan ditambahkan).

11.Namun demikian besertanya datang pula kepadaku segala  harta milik, dan kekayaan tak tepermanai ada di tangannya.
“Datang pula kepada kekayaan...”. datang pula kepada kekayaan dalam ayat 11 merujuk pada kata-kata yang sama dalam ayat 7-9. Raja Salomo tetap menandaskan bahwa material itu perlu, tetapi kita diminta agar jangan cemas akan hal-hal itu. Jika kita sudah mendapatkan kebijaksaan itu segalanya akan terpenuhi Raja Salomo selama hidupnya/pemerintahannya telah memperoleh kekayaan: emas dan perak (1Raj. 10:14-17). Oleh karena itulah kebijaksaan menyebabkan datangnya kekayaan itu.
Kebijaksaan itu merupakan pemberian dari yang ilahi/Allah. Oleh karena itulah mencari kebijaksaan berarti mencari Allah. Mencari Allah dalam kebihupan segalanya akan terpenuhi.

5. Penutup 

Kitab Kebijaksaan mengajarkan agar kita tidak membaktikan hidup kita untuk mengejar-ngejar harta, kuasa, dan  kehormatan duniawi. Semua yang duniawi sifatnya adalah semu, yang dapat binasa dengan sekejap mata. Memusatkan perhatian kepadanya tidak ada manfaatnya bagi kualitas hidup kita selain membuat diri kita dikuasai oleh cinta akan hal yang bersifat duniawi dan dikuasai oleh ketamakan. Kebijaksanaan adalah sesuatu yang bersifat abadi. Kebijaksanaan membuat hidup kita memandang dan menjalani hidup ini dengan arif. Susah-senang, untung-malang, penderitaan-kebahagiaan, semuanya dipandang sebagaimana mestinya dan diterima dengan hati yang lapang. Dengan begitu hidup ini akan menjadi tenang, hari demi hari dapat dijalani dengan pasti. Maka jelas bahwa kebijaksanaan lebih bernilai daripada uang, jabatan dan kekayaan.

Akan tetapi penulis kitab Kebijaksanaan tidak anti terhadap kekayaan dan hal-hal duniawi lainnya. Sebagaimana tampak di ayat 11, iya yakin bahwa itu semua akan dianugerahkan oleh Allah kepada orang bijaksana. Ini berarti yang menjadi perhatian penulis adalah apa yang mesti kita prioritaskan dalam hidup ini. keliru kalau kita meletakkan uang, jabatan, dan kekayaan di peringkat pertama. Dengan begitu, diharapkan agar kita tidak memutlakkan hal-hal duniawi. Semua yang kita miliki dan yang kita capai dalam hidup ini adalah anugerah Tuhan. Kita tidak boleh terikat pada hal-hal duniawi itu. 




DAFTAR PUSTAKA
Rybolt, E, John, “Kebijaksaan”, dalam Dianne Bergant – Robert J. Karris, (ed.). Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, (judul asli: The Collegeville Bible Commentary), diterjemahkan oleh A.  S. Hadiwiyata (Yogyakarta: Kanisius, 2002), hlm. 764-773.

Wim van der Weiden, SENI HIDUP: Sastra Kebijaksanaan Perjanjian Lama, (Yogyakarta: Kanisisus, 1995), hlm. 329.

Dufour, Xavier Leon, Ensiklopedi Perjajian Baru, (judul asli: Dictionnaire du Nouveau Testament), diterjemahkan oleh, Stefan Leks dan A.S. Hadiwiyata, (Yogyakarta: Kanisius, 1990), hlm. 177.

Share this post :

Posting Komentar

 
Copyright © 2015-2024. Ordo Kapusin Kustodi General Sibolga - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger - Posting