Ordo Kapusin Kustodi General Sibolga

ORANG YANG PERCAYA AKAN DISELAMATKAN (Yes 56:1-6-7; Rm 11:13-15; Mat 15:21-28)

Fr. Michael A. Aritonang OFMCap
 Ketika kita menghidupi suatu aliran kepercayaan, kita pasti sudah yakin bahwa di sana ada kebenaran dan keselamatan. Oleh karena itu, kita menyerahkan diri sepenuhnya dan sebisa mungkin mengikuti semua peraturan yang ada di dalamnya. Tidak peduli apa latar belakang kehidupan, suku, bahasa, kemampuan dan sebagainya. Yang jelas, kita hanya ingin mencari satu hal, yakni keselamatan saat ini dan di kemudian hari.
Perempuan Kanaan (Mrk: Siro-Fenisia) dalam injil tadi adalah orang yang percaya kepada Yesus meskipun ia sendiri tidak termasuk keturunan bangsa Yahudi tapi bangsa Siro-Fenisia yang berkebudayaan Yunani. Dia datang kepada Yesus untuk memohon belaskasihan dan kesembuhan bagi putrinya yang sedang terbaring sakit. Dia tidak memikirkan latarbelakang dirinya yang bukan bangsa Yahudi, yang bagi bangsa Israel merupakan orang-orang kafir dan dengan penuh iman, dia berseru kepada Yesus: “Kasihanilah aku ya Tuhan, Anak Daud.” Tetapi Yesus tidak memberikan jawaban apapun terhadap permintaan perempuan itu. Namun perempuan itu tetap berteriak dan berharap Yesus dapat melakukan sesuatu untuk kesembuhan putrinya. Seruan atau teriakan itu pun akhirnya membuat para murid menjadi terganggu. Karena itulah mereka mencoba meminta kepada Yesus untuk menyuruh perempuan itu pergi.
Ungkapan menyuruh pergi merupakan suatu permintaan supaya Yesus memberikan apa yang diminta oleh perempuan Kanaan tadi. Dengan demikian, suasana pun akan menjadi tenang kembali. Tetapi apa reaksi Yesus? Dia pun menolak permintaan para murid dan berkata: “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.” Untuk kedua kalinya permintaan perempuan itu ditolak oleh Yesus. Tetapi dia tidak menyerah dan malah semakin mendekatkan diri kepada Yesus seraya memohon: “Tuhan, tolonglah aku.” Akhirnya Yesus menjawab perempuan itu dan berkata: “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” Jawaban Yesus ini mau mengatakan bahwa kedatangan-Nya ke dunia ini adalah untuk membawa keselamatan pertama-tama untuk bangsa Israel, dan kemudian kepada bangsa lain. Dengan kata lain, sebenarnya keselamatan itu diperuntukkan bagi semua orang yang percaya kepada Yesus, hanya saja Dia datang dan hadir untuk pertama kalinya di tengah-tengah bangsa pilihan dan ahli waris janji keselamatan, yakni bangsa Israel.
Menurut pandangan klasik-tradisional, yang tidak termasuk bangsa Israel disebut sebagai kafir atau dengan analogi “anjing.” Maka, ketika Yesus menggunakan analogi ini, bukan berarti Yesus kasar atau tidak menghormati perempuan itu, atau bangsa lain. Yesus hanya ingin menjelaskan bahwa ada sesuatu yang tidak lazim dalam hubungan antara orang Yahudi dengan bangsa-bangsa lain. Tetapi dengan penuh iman dan kerendahan hati serta didorong oleh sikap kebijaksanaan, perempuan itu menjawab: “Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.” Inilah ungkapan iman yang sangat dalam dari seorang perempuan Kanaan yang percaya akan kekuatan Yesus, yang membuat dia akhirnya menemukan apa yang dicari, yakni kesembuhan bagi putrinya.
Ujian demi ujian serta penolakan Yesus tidak membuat perempuan Kanaan kehilangan iman dan kepercayaan kepada Yesus. Dia memang sadar, bahwa dirinya tidak layak meminta pertolongan dari Yesus karena latarbelakang dan keyakinan yang berbeda. Tetapi dia yakin, bahwa dalam Yesus ada keselamatan dan pembebasan. Sebab itu dia meminta dengan sangat supaya Yesus mengabulkan permohonannya. Dia tidak menyerah atau putus asa dengan jawaban dan bahkan penolakan Yesus. Sebaliknya, dia yakin semua yang dibuat oleh Yesus adalah ujian untuk melihat sejauh mana kesungguhan imannya. Karena kekuatan dan kebesaran iman inilah akhirnya Yesus mengabulkan permohon perempuan itu.
Dalam perjalanan hidup setiap hari, sering kita beranggapan bahwa keselamatan itu hanya diberikan kepada orang-orang tertentu saja atau orang lain tidak layak menerima keselamatan itu atau Allah itu tidak memihak kita, selalu menolak keinginan kita dan sebagainya. Kehadiran Yesus di dunia ini adalah untuk membawa keselamatan kepada siapa saja yang mau percaya dan berharap kepada-Nya tanpa melihat latarbelakang suku, ras dan sebagainya. Dia hanya melihat iman dan kepercayaan kita kepada-Nya. Dan untuk membuktikan kesungguhan iman kita, Dia memberikan pelbagai pencobaan dan tantangan dalam hidup. Tapi satu hal yang pasti, Dia tak akan pernah meninggalkan kita bila kita sungguh-sungguh percaya kepada-Nya. Dia akan selalu ada untuk kita dalam segala situasi dan pergolakan hidup asal kita mau menyerahkan hidup kita kepada-Nya.
Sebelum dibaptis, kita semua adalah “orang-orang asing” yang bukan berasal dari kawanan domba Allah. Tetapi dengan menerima Baptis, kita semua telah diselamatkan dan menjadi putra-putri Allah dan anggota Gereja. Melalui Sakramen Baptis kita diharapkan hidup dalam Roh Allah yang akan menghantar semua orang kepada keselamatan dengan kesaksian iman melalui teladan hidup sebagai seorang pengikut Kristus yang sejati. Teladan hidup yang baik serta cinta kepada Allah dan sesama akan menghantar banyak orang kepada keselamatan yang telah disediakan Allah. Namun, pertama-tama kita harus yakin bahwa Allah mempunyai rencana yang baik dan indah untuk kita dan semua orang yang percaya kepada-Nya.
Ketika Allah belum memberikan apa yang kita minta, itu artinya Dia sedang mempersiapkan hal yang jauh lebih besar dan lebih baik bagi kita. Hanya saja, waktunya belum tepat untuk menerima itu semua. Kita hanya tinggal menunggu dan percaya bahwa Dia tidak akan melupakan kita. Dengan cara demikian, orang lain yang bukan berasal dari kawanan domba Allah akan dapat melihat kemuliaan Allah dan juga menerima keselamatan daripada-Nya. Menjadi pertanyaan bagi kita saat ini adalah, bagaimanakah sikap kita ketika meminta kepada Allah? Apakah kita meminta supaya semua keinginan dan permohonan kita diberikan? Apakah dalam hal meminta, kita menunjukkan sikap rendah hati seperti perempuan Kanaan dalam injil tadi?  Amin.
Share this post :

Posting Komentar

 
Copyright © 2015-2024. Ordo Kapusin Kustodi General Sibolga - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger - Posting