Ordo Kapusin Kustodi General Sibolga

Identitas Dan Sense Of Belonging Kapusin

Sdr. Bonifasius Langgur, OFM Cap.
Minister General pada tahun 2014 yang lalu menulis sebuah surat yang sangat bernilai untuk persaudaraan Kapusin di seluruh dunia yakni tentang identitas, karisma Kapusin dan sense of belonging (rasa memiliki, merasa menjadi bagian yang tak terpisahkan, bersatu). Adapun yang menjadi identitas atau karisma kita yakni: hidup persaudaraan, hidup miskin dan sederhana, bersatu dengan orang miskin, siap diutus kemana saja dan siap bekerja apa saja, tetap bersatu dengan gereja dan hidup contemplative dan doa batin yang kuat. Dalam tulisan ini, saya lebih memfokuskan pada makna hidup persaudaraan dan sense of belonging sebagai seorang kapusin.
Identitas utama kita adalah hidup persaudaraan. Hal ini ditekankan oleh St. Fransiskus dari Assisi dan juga oleh saudara saudara kapusin pertama.  St. Fransiskus dari Assisi sangat menekankan kesamaan dan kesetaraan diantara para saudara. Dalam AngBul 6,7: “dimanapun saudara saudara berada dan bertemu, hendaklah mereka menunjukkan bahwa mereka satu sama lain merupakan saudara dalam satu keluarga”. Maka persaudaraan dilihat sebagai keluarga baru. Masih ingat apa yang dikatakan Jhon Corrivo: Hendaknya dalam persaudaraan Kapusin, persaudaraan air mengalahkan persaudaraan darah. Persaudaraan yang diikat karena baptisan dan juga diikat karena cinta akan jalan hidup yang dianut Fransiskus harus lebih kuat daripada persaudaraan yang diikat oleh daarah, keturunan. Oleh karena itu, dalam persaudaraan kapusin, semua anggota dinamai saudara dina. Tidak ada prior yang menguasai saudara saudara lain (AngTbul, 6). Tidak ada yang boleh kita anggarkan atau sombongkan sebab tidak ada yang kita miliki selain cacat cela dan  dosa (AngTbul 17,7).  Dalam persudaraan Fransiskan, semua saudara adalah rahmat, anugerah, hadiah Allah secara gratis bagi setiap saudara. Masing masing saudara menerima karunia khusus (kepositifan dari Allah). Hal ini bisa kita lihat dari saudara saudara generasi pertama pengikut Fransiskus: Sdr. Bernardo Quintavalle: dia adalah saudara yang beriman sejati dan sangat mencintai kemiskinan, sdr Leo, seorang saudara yang sangat sederhana dan murni hati, sdr. Masseo: saudara  yang sangat baik hati, sdr Egidius: pikiran yang selalu terarah kepada Allah, sdr. Angelo: saudara yang sopan santun dalam berbicara dan bertindak, sdr. Yohanes:saudara yang berani, sdr Roger, saudara yang penuh dengan cinta kasih. (bdk. Cermin kesempurnaan, 85). Persaudaraan itu menjadi kumpulan para saudara yang memiliki charakternya masing masing dan keberbedaan itu dilihat sebagai kekayaan dalam persaudaraan bukan dilihat sebagai saingan yang harus dimusnakan, disingkirkan.
Bagi seorang saudara kapusin, persaudaraan merupakan suatu identitas dan masing masing saudara harus memiliki sense of belonging atas persaudaraan itu. Maka memberi kesaksian tentang hidup persaudaraan menjadi kerasulan dan kesaksian yang pertama dan terutama. Adapun yang menjadi karakteristik atau cirri khas persaudaraan Fransiskan itu yakni: Persaudaraan yang injili (Injil menjadi inspirasi dan sekaligus model dalam persaudaraan Fransiskan). Model utama persaudaraan fransiskan bukanlah kehidupan gereja perdana seperti para Benediktin, Dominikan tetapi model persaudaraan Fransiskan yakni Kehidupan Yesus dan kedua belas muridNya. Persaudaraan yang didasari hubungan cinta kasih timbal balik, saling kepercayaan, saling menghormati dan menghargai, saling korekti fraternal, persaudaraan yang saling mendukung, persaudaraan yang terbuka, persaudaraan unierval bahkan termasuk dengan seluaruh alam ciptaan. Baru baru ini, Fransiskus menulis sebuah dokumen yang mengajak semua insane untuk menghargai dan mencintai alam. Dokumen ini diberi judul “Laudato SII” Pujian kepada Tuhan raja alam semesta” seperti kidung saudara Matahari dari bapak serafik st. Fransiskus dari Assisi. Fransiskus Assisi oleh gereja diangkat sebagai pelindung ekologi karena cintanya yang sungguh mengagumkan kepada alam ciptaan. Fransisus dari Assisi melihat ciptaan ini sebagai salah satu cara kehadiran Allah Tritunggal.
Persaudaraan tanpa sense of belonging adalah suatu yang abstrak, sedangkan sense of belonging tanpa identitas yang jelas akan menjadi suatu yang kosong dan tanpa arah. Persaudaraan selalu mengandaikan adanya sense of belonging dari setiap anggota. Contoh konkrit, kalau tamu bertamu di tempat kita, mereka tidak akan pernah menganggap bahwa rumah ini adalah bagian dari hidup mereka, tetapi kalau seorang saudara kapusin, rumah, biara dan tempat karya kita adalah bagian dari dirinya, oleh sebab itu dia juga memiliki kewajiban dan tanggungjawab moral untuk menjaga, melindungi dan mengembangkan demi kebaikan bersama sebagai saudara.
Adapun tanda tanda atau signal signal nyata sense of belonging dalam diri seorang saudara dengan persaudaraannya:
1.     Menghargai kegiatan bersama dan ikut dalam kegiatan bersama
Kegiatan bersama : rekreasi: nampaknya sepele tapi sebenarnya sangat penting,....ahhhh rekreasi hanya duduk, atau dengar orang saja lebih baik kerja atau asyyk dengan kesenangan diri. Begitu juga dengan kerja, makan, berdoa, bersharing hidup. Saudara yang karena alasan tertentu berada diluar persaudaraan hendaknya tetap sadar dan tetap menghayati kesatuaannya dengan para saudara: tetap berdoa pribadi, menjaga nilai nilai kaulnya.
2.     Bersedia bekerja dan diutus kemana saja
Sebagai persaudaraan kita mesti bersedia kemana saja diutus oleh gereja atau olehpersaudaraan bahkan ke tempat dimana orang orang lain tdk mau. Para saudara tidak boleh melekat pada tempat atau jenis kerja tertentu. Kalau sdh  jadi direktur ini, maunya  tetap saja ndak usah dipindahkan atau diganti. Seorang yang memiliki sense of belonging akan dengan tulus pergi kemana saja diutus karena dirinya bukan lagi pribadinya sendiri tetapi merupakan persaudaraan. Dia diutus membawa bendera persaudaraan. Maka segala yg dibuat di tempat dia diutus hendaknya menjadi karya persaudaraan bukan karyanya sendiri.
3.     Membuang batas batas sempit dan tertututp persaudaraan setempat, propinsi atau kustodi. Minister General yang diwakili oleh definitor Asia pada waktu kursus para formator di Philipina menekankan dengan keras bahwa tujuan pembinaan yakni agar para calon menjadi seorang kapusin yang benar bukan menjadi pastor atau pekerja pekerja sosial lainnya. Tetapi semua harus menjadi Kapusin. Maka seorang kapusin yang benar itu adalah seorang saudara yang memiliki sense of belonging atas persaudaraan Kapusin. Persaudaraan Kapusin universal maka menjadi tanggungjawab bersama untuk mengembangkan dan menumbuhkannya. Maka solidaritas tenaga dan juga solidaritas ekonomi ini sangat ditekankan dlm pertemuan pertemuan kapusin akhir akhir ini baik secara nasinal, regional maupun internasional.
4.     Sikap terhadap uang
Dalam Konstitusi kita sangat jelas dikatakan bahwa: karya saudara adalah karya persaudaraan. Maka seorang saudara kapusin harus menyerahkan kepada ordo atau fraternitas segala milik termasuk gaji, honor, pemberian dari donatur yang kita terima (Kons. 64,2). Bagi saudara yang masih cemas dnegan hari esoknya supaya bertobat dan percayakanlah dirimu kepada Tuhan dan juga kepada persaudaraanmu.  Paus Fransiskus ketika berkunjung ke Korea pernah mengatakan: “kemunafikan orang orang hidup bakti yang mengikrarkan kaul kemiskinannya namun hidup seperti orang kaya melukai jiwa umat beriman dan merusak gereja.”.
Maka salah satu buah dari sense of belonging adalah transparansi dalam mengelola keuangan dan juga setia memberi laporan keuangan baik bersama maupun pribadi kepada persaudaraan.
5.     Bersukacita: sukacita sejati itu merupakan ciri kahs seorang pengikut santu Fransiskus assisi. Seorang pengikutnya selalu identik dengan penuh sukacita. Minister general mengutip kata kata Paus Fransiskus di korea: Hanya kalau kesaksian kita penuh sukacita manusia tertarik kepada Kristus. Sukacita itu adalah pemberian ynag dipupuk oleh hidup doa, renungan akan sabda Allah, perayaan sakramen sakramen dan hidup bersama.

Pertanyaan refleksi:
1.     Adakah sense of belonging kapusin itu dalam diriku?
2.     Apa yang mesti dibuat supaya persaudaraan kita sungguh menjadi suatu kesaksian bagi dunia dewasa ini, konkretnya bagi kita di Mela ini?

GOOD LUCK
Share this post :

Posting Komentar

 
Copyright © 2015-2024. Ordo Kapusin Kustodi General Sibolga - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger - Posting