Bacaan pertama hari ini, melukiskan kepada kita sifat manusia yang kurang setia dalam menjalani cobaan hidup dan selalu ingin mencari apa yang diinginkan tanpa ada kemauan untuk berjuang. Sedangkan Injil hari ini, melukiskan sifat manusia yang dengan setia mau menjalani dan menghadapi cobaan hidup betapapun sulitnya. Hal ini tampak dari ketekunan seorang sahabat yang meminta kepada sahabatnya, sekalipun sahabatnya telah menolaknya, namun karena kegigihannya akhirnya sahabatnya memberikan juga apa yang dibutuhkannya.
Dalam kehidupan ini, kita pasti sering menghadapi tantangan. Dalam menghadapi tantangan tersebut pastilah kita sering merasa tak mampu untuk menghadapinya bahkan kita sering menyerah dan putus asa, sehingga kita sering mencari jalan pintas. Melalui bacaan pertama dan Injil hari ini, kita diajak untuk setia dalam menjalani tantangan hidup dan menjadikannya sebagai ‘api’ yang memurnikan kita, sehingga hidup kita lebih bermakna dan berkualitas. Hal ini memang bukan suatu yang gampang untuk dilakukan, namun juga bukan sesuatu yang tidak mungkin untuk dilakukan. Kita harus sadar bahwa tak ada rintangan yang tidak dapat dilalui, hanya bagai mana cara kita melaluinya? Apakah kita menghadapinya dengan penuh usaha? Atau kita malah menyerah dan menghindarinya? Mari kita jawab pertanyaan-pertanyaan ini dalam hati hati kita masing-masing, sambil mengingat bahwa hidup yang berkualitas adalah hidup yang dijalani dengan perjuangan.
Fr. Pedro Ramses Joel Lumban Gaol OFM Cap.
Posting Komentar