Ordo Kapusin Kustodi General Sibolga

Janji Suci ( Mrk. 10: 2-16)


          Dalam hidup ini kita dipanggil untuk hidup seturut kehendak Allah. Apa pun panggilan hidup kita, Allah selalu mengharapkan supaya kita tetap berada dalam jalan-Nya. Sebagai ciptaan Allah yang beriman kepada-Nya, kita dipanggil untuk berkembang dan memenuhi bumi ini. Kita dipanggil untuk berkeluarga dan beranak-cucu. Tetapi ada juga yang terpanggil untuk hidup selibat (tidak menikah) demi Kerajaan Allah. Misalnya, para pastor dan biarawan-biarawati.
Dalam sakramen perkawinan, kita diajak untuk berjanji. Kita berjanji pada Allah di hadapan Gereja bahwa kita akan tetap setia, baik dalam suka maupun duka hingga akhit hayat kita. Demikianlah juga para pemimpin Gereja Kudus dan biarawan-biarawati berjanji dalam janji Imamatnya dan dalam Kaulnya untuk hidup selibat. Mempelai mereka adalah Gereja umat Allah sendiri.
Dalam Bacaan I, pertama diceritakan bahwa Allah menciptakan laki-laki. Kemudia ia melihat bahwa tidak baik dia seorang diri saja. Maka, kemudian Allah menciptakan perempuan sebagai pendamping laki-laki tersebut. Mereka diberkati Allah supaya berkembang-biak dan Allah menyerahkan segala ciptaan-Nya untuk manusia itu. Sejak awal mula, kita manusia sudah menerima berkat dari Allah.
Seiring berjalannya waktu, manusia pun terjatuh dalam dosa. Manusia tidak setia dengan Allah dan perintah-Nya. Manusia ingin menyamai Allah dan ingin menjadi Allah untuk dirinya sendiri. Dosa itu termasuklah perjinahan. Karena, ketika Musa meminpin bangsa Israel, banyak dari mereka ingin memiliki banyak istri dan ingin menceraikan istrinya demi perempuan lain. Musa tidak sanggup lagi mencegah mereka, karena hati mereka sudah degil tak karuan. Hal ini, jugalah yang di hadapan orang-orang Farisi kepada Yesus untuk mencobai-Nya. Apakah seseoranh boleh menceraikan istrinya dan kawin lagi dengan wanita lain? Inilah yang menjadi pertanyaan mereka kepada Yesus. Orang Farisi sudah tahu betul apa jawaban yang mereka tanyakan. Tetapi hal ini ditanyakan supaya mereka mendapatkan kesalahan dari Yesus. Namun, jawaban Yesus tidak seperti yang mereka duga sebelumnya.
Apa yang menjadi pesan bagi kita lewat bacaan hari ini? Janji pernikahan, janji imamat dan kaul yang kita ungkapkan merupakan janji yang suci dan sakral. Janji itu bukan hanya sifatnya insani saja, melainkan juga janji kepada yang ilahi. Dalam Gereja Katolik, dengan tegas melarang perceraian dan poligami. Allah ingin dicintai dan disembah dan jangan menyembah yang lain. Demikian juga dengan manusia. Bagaimana mungkin ada orang yang bahagia apabila cintanya dimadu? Janji perkawinan itu bukanlah suatu janji yang gampang saja untuk dilanggar. Tetapi, realitasnya banyak orang yang jatuh dalam pelanggaran itu. Apabila kita menceraikan istri atau suami kita, berarti kita menceraikan Allah lewat tindakan kita dan kita sudah berjinah.

       Inilah yang merupakan misi Yesus di dunia. Manusia tidak lagi memiliki hubungan yang erat dengan Allah Bapa. Hubungan itu sudah rusak sejak awal mula manusia jatuh dalam dosa. Namun, Allah Bapa adalah Allah yang mahamurah. Ia tidak mau umat-Nya mati dalam dosa-dosanya. Ia pun mengutus Yesus Putera-Nya untuk menguduskan umat manusia kembali. Supaya hubungan manusia dengan Allah menjadi baik. Yesus rela mati di kayu salib demi keselamatan manusia. Ia ingin kembali menyatukan manusia dengan Allah Bapa-Nya.
Syarat mutlak mutlak agar kita bisa bersatu dengan Allah kembali adalah kita diajak supaya beriman seperti anak kecil. Kita harus berlaku sebagai anak yang turut pada orangtuanya. Demikianlah juga manusia harus melakukan apa yang menjadi kehendak Allah. Amin.


(Fr. Matias Simanullang OFM Cap)

Share this post :

Posting Komentar

 
Copyright © 2015-2024. Ordo Kapusin Kustodi General Sibolga - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger - Posting