Ordo Kapusin Kustodi General Sibolga

SANG SABDA TELAH MENJADI MANUSIA DAN TINGGAL DI ANTARA KITA (Yes 52:7-10; Ibr 1:1-6; Yoh 1:1-18)

Fr. Michael A. Aritonang OFMCap
 Bagi orang Kristiani, hari raya Natal merupakan hari peringatan kelahiran Sang Juruselamat, Yesus. Di seluruh dunia, hari raya Natal ini mendapat tempat yang sangat istimewa dan dirayakan secara istimewa pula. Natal menjadi salah satu ajang untuk berbagi kasih dengan sesama baik itu di lingkungan keluarga maupun di lingkungan masyarakat. Atau hari Natal menjadi saat yang tepat untuk berkumpul bersama keluarga sebab pada hari biasa sangat sulit berkumpul karena berbagai macam kesibukan atau karena tempat tinggal yang berjauhan. Intinya, Natal selalu membawa suatu kegembiraan dan sukacita bagi setiap orang yang merayakannya.
Injil hari ini berbicara tentang misteri inkarnasi, Sang Sabda menjadi manusia dan tinggal di antara kita. Sang Sabda itu adalah Yesus sendiri. Dia adalah Allah yang berinkarnasi dalam wujud manusia dan tinggal, berada dalam cara yang khas manusia, tetapi tidak meninggalkan keilahian-Nya. Dia sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia. Yang ilahi itu sekarang hidup dalam cara yang baru seperti manusia biasa, makan, minum, tidur dan dapat mati. Dengan menjadi manusia, Yesus menyatakan dan mengkomunikasikan hidup Allah. Dalam eksistensinya sebagai manusia, realitas ilahi yang tak kelihatan menjadi kelihatan. Allah yang tersembunyi, yang tak dapat dilihat oleh mata manusia, kini sudah menjelma dan dapat dilihat dalam pribadi yang nyata dalam diri Yesus.
Kehadiran Sang Sabda Allah, Yesus, di dunia ini adalah untuk membantu manusia supaya dapat melihat terang dan kemuliaan Allah. Yesus turun ke dunia ini untuk membawa terang dan menghalau kegelapan dunia manusia. Dia adalah terang bagi dunia dan Dia sendirilah yang akan menuntun semua orang kepada Terang yang sesungguhnya, yakni Allah. Dia mengundang manusia untuk tinggal bersama Dia dan merasakan terang dan kemuliaan-Nya.
Hari ini kita telah melihat terang dan kemuliaan Allah. Terang itu sudah datang di tengah-tengah kita. Kedatangan-Nya sudah dinubuatkan oleh para nabi dalam Perjanjian Lama dan Yohanes Pembaptis telah mempersiapkan jalan bagi Yesus. Dialah suara yang berseru-seru di padang gurun untuk memberi kesaksian kepada orang banyak supaya manusia percaya kepada-Nya. Yohanes Pembaptis menjadi saksi untuk menyatakan bahwa Terang yang sesungguhnya sedang datang ke dunia. Terang itu sudah ada di dalam dunia, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Dia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya, diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yakni mereka yang percaya dalam nama-Nya.
Kita ini adalah orang-orang yang percaya dalam nama Yesus Kristus. Kita menyebut diri sebagai orang Kristen yang telah dibaptis dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus. Kita menerima baptisan, karena Allah menganugerahkan iman kepada kita dan bukan hasil usaha manusia. Iman itulah yang menggerakkan kita dan memberi diri dibaptis. Maka, apa yang dapat kita buat untuk mempertanggungjawabkan iman dan baptisan yang telah kita terima?
Pertama, datanglah senantiasa pada Terang sejati, yakni Yesus Kristus. Serahkanlah segala harapan dan pergumulanmu kepada-Nya. Buka hatimu dan lahirkanlah Dia di dalam hatimu supaya Dia menjadi terang bagimu dalam kegelapan dan menuntun kamu kembali kepada Terang dan kemuliaan Allah. Percayalah, Dia akan selalu ada di sisimu bila kamu mau membuka hati. Dia tak akan pernah meninggalkanmu dalam pergumulanmu ketika kamu percaya kepada kuasa-Nya.
Kedua, datang kepada Kristus dan menerima terang itu meminta suatu tugas dan balasan dari anugerah cuma-cuma yang telah kita terima. Tugas tersebut adalah menjadi terang bagi sesama yang sedang berada dalam kegelapan. Jadilah sebatang lilin yang bercahaya dan menyinari hati sesama yang gelap, yang sedang dirundung kesusahan, penderitaan dan pergumulan. Hadirkanlah Terang Kristus kepada mereka, supaya mereka juga dapat melihat Terang dan Kemuliaan Allah.
Menjadi terang bagi sesama yang sedang berada dalam kegelapan merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban kita atas baptisan yang telah kita terima. Maka, marilah kita berusaha menjadi terang bagi sesama, supaya semakin hari semakin banyak orang yang percaya kepada Allah. Melalui tindakan yang baik dan tutur kata yang menghibur hati yang lelah dan jiwa yang rapuh, kita sudah melaksanakan tugas perutusan yang telah diberikan kepada kita.
Hari Raya Natal akan sungguh-sungguh berarti bila kita mampu menghadirkan Kristus di tengah-tengah dunia. Natal bukan hanya sebagai kenangan akan hari kelahiran Yesus Kristus saja, dengan pernak-pernik dan hiasan yang memukau, tetapi tidak memberi arti apa-apa, hanya hiasan saja.
Makna Natal yang sesungguhnya adalah ketika kita mampu keluar dari zona aman, dari kenikmatan pribadi, dari kehausan kita akan hal-hal yang tidak berguna dan dari ketidakpedulian kita kepada sesama, dari ketidakmampuan kita memberi maaf dan ampun kepada sesama. Ketika kita mampu menderita bersama dengan orang yang menderita, menangis dengan orang yang menangis, menghibur orang yang sedang kesusahan dan mengubur orang mati, di situlah kita memperoleh makna Natal yang sesungguhnya. Memang perlu juga tampilan luar yang menghias dan menambah semarak Natal, tetapi jangan hanya sampai di situ saja. Pernak-pernik dan hiasan Natal hanya sebagai tampilan luar saja, sebatas tempelan. Sekali lagi, makna Natal akan sungguh-sungguh terasa bila kita mampu keluar dari diri kita, dari keegoisan pribadi dan membantu sesama untuk dapat melihat Terang dan kemuliaan Kristus. 
Yesus adalah Sang Terang yang datang untuk menerangi hati yang galau, hati yang gelap, hati yang dipenuhi dengan kebencian, amarah, dendam dan kecenderungan untuk berdosa. Dia datang untuk memberikan terang itu kepada semua orang yang membutuhkannya. Maka, mari kita datang kepada Allah dan memohon dengan rendah hati supaya Dia menganugerahkan Terang itu kepada kita. Mari kita membuka hati kita masing-masing supaya Terang Kristus benar-benar bisa lahir di dalam hati kita masing-masing dan mengusir serta menghapuskan kegelapan hati dan kecenderungan-kecenderungan kita yang jahat. Kita mohon bantuan Bunda Maria untuk mendoakan kita, supaya bisa sampai kepada Kristus, Sang Terang sejati. Kepada Bunda Maria kita patut mengucapkan terima kasih, sebab dia telah merelakan diri untuk menjadi tempat Putra Allah bersemayam. Berkat ketaatan dan penyerahan dirinya kepada Allah, keselamatan manusia pun terlaksana. Semoga Bunda Maria senantiasa membantu dan mendoakan kita semua. Amin.

Share this post :

Posting Komentar

 
Copyright © 2015-2024. Ordo Kapusin Kustodi General Sibolga - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger - Posting