Ordo Kapusin Kustodi General Sibolga

Berdoa Dengan Sederhana

Sdr. Laurensius SimanjuntAK, OFM Cap.
A.    Pengantar
Hampir tiap saat kita berdoa. Baik secara bersama maupun secara pribadi. Bisa dikatakan bahwa doa adalah bagian dari aktivitas dan keberadaan kita sebagai biarawan. Tapi apa kita pernah bertanya mengapa kita setiap saat harus berdoa? Apakah kita pernah bertanya lebih dalam mengapa kita duduk mendaraskan mazmur dalam ibadat pagi siang dan sore? Bahkan tiap pagi menyayikan “Ya Allah bersegeralah menolong aku. Atau menyayikan doa sederhana Fransiskus “Kami meyembah Engkau Tuhan di sluruh dunia dan kami menuji Engkau sebab Kau telah menebus dunia dengan salibMu yang suci. Supaya kita tidak jatuh pada rutinitas kita perlu mempertanyakan keberadaan kita ketika kita berada di ruang doa. Kiranya kita hadir dari kesadaran bahwa doa bagian dari hidup kita dan menjadi nafas bagi hidup harian kita.

B.    Definisi Doa
1.    Defenisi umum
Apa yang kita mengerti tentang doa? KBBI mendefinisikan doa sebagai permohonan kepada Tuhan. Melalui doa kita menyampaikan apa yang kita mohonkan kepada Tuhan. Mengapa harus kepada Tuhan? karena kita percaya bahwa Tuhan yang memberi jaminan keselamatan. Karena Tuhanlah jalan, kebenaran dan kehidupan Ia yang memberi jaminan keselamatan bagi kita yang percaya setelah kita beralih dari dunia yang fana ini.
2.    Mentrut KGK 
Katekismus Gereja Katolik 2558-2559, mengutip kata-kata dari St. Teresia kanak-kanak Yesus, yang mengatakan “doa sebagai ayunan hati, satu pandangan sederhana ke surga, satu seruan syukur dan cinta kasih di tengah percobaan dan di tengah kegembiraan“. Definisi ini terlihat sederhana, namun mencakup banyak hal. Salah satunya doa itu disebut sebagai “pandangan sederhana ke surga.” Di dalam doa, derajat kedekatan dengan Tuhan yang kita alami hanyalah merupakan pandangan sederhana atau sekilas yang sama sekali tidak dapat dibandingkan dengan kebahagiaan sejati pada waktu nanti kita bertemu dengan Yesus muka dengan muka (1 Kor 2:9). Pada waktu kita berdoa, kita harus mengarahkan hati pada hal-hal yang berhubungan dengan keselamatan jiwa kita, yaitu tujuan akhir yang utama: persatuan dengan Tuhan di surga.
3.    Kosntitusi Kapusin
Dalam Konstitusi Bab III HIDUP KITA DALAM DOA doa di katakan sebagai nafas cinta, lahir dari dorongan Roh Kudus, dengannya manusai batin siap sedia mendengarkan suara Allah yang berbicara kepada Hati. Berdoa harus lahir dari dorongan Roh Kudus. Bagaimana dengan kita apakah kita berdoa karena dorongan roh kudus atau didorong oleh jadwal.
Dalam doa dengan menjawab Allah yang berbicara kepada kita, kita mencapai kepenuhan sejauh keluar dari cinta diri, bersatu dengan Allah dan manusia dan beralih kepada Kristus, Allah dan manusia. Sehingga Kristus sendirilah hidup kita, doa kita dan tindakan kita.
No penutup dari konstitusi Fransiskus kembali mengingatkan kita: mari dengan hati yang patuh dan terbuka menerima ajakan bapa dan saudara kita, tetap memusatkan pandangan dan hati kita kepada Allah, agar batin yang disucikan, diterangi dan dikobarkan oleh api roh kudus, kita dapat menarik semua orang kepada kasih akan kenyataan yang tak kelihatan; dan dunia yang haus akan Allah diterangi oleh pengetahuan akan Tuhan dan dipenuhi oleh kebahagiaanya. Dibina oleh Roh, mari membangun dalam diri kita suatu rumah dan kediaman tetap bagi Tuhan Allah Mahakuasa, Bapa, Putera dan Roh Kudus.

C.    Bagaimana kita harus berdoa?
”Salah seorang murid [Yesus] mengatakan kepadanya, ’Tuan, ajarlah kami cara berdoa.’” Yesus menjawab, ”Apabila kamu berdoa, katakanlah, ’Bapak, dikuduskanlah namaMu dantanglah kerajaanMu dst.’” (Lukas 11:1, 2). Dalam doa kita mesti memuji Allah dengan segenap hati kita dan mengharapkan kerajaanNya mengisi relung jiwa kita yang sering gersang dan  kering kerontang. Bukan pertama-tama meminta sesuatu dengan mengatakan sejuta permohonan. Kemudian dalam perikop lain dikatakan “ dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri di rumah-rumah ibadat supaya dilihat orang. jika kamu berdoa masuklah ke dalam kamarMu dan berdoalah kepada bapaMu yang ada di tempat tersembunyi (Mat 6:6). Apa maksud dari perkataan Yesus ini? Yesus bukan menyuruh kita untuk pergi ke kamar kita masing-masing tidak. Tapi Yesus menginginkan supaya doa yang terucap tergerak dari kerendahan hati kita, bukan dari keangkughan dan kesombongan kita.
1.    Doa Harus Melibatkan Hati
Dalam doa, akal budi (reason or intellect) dan keinginan hati (the will) harus bekerjasama untuk menerima dan mengalami kehadiran Tuhan. KGK, 2559.)) Kita mencoba menggunakan akal budi kita untuk berfikir tentang Tuhan dan dengan keinginan hati, kita mau untuk mengalami kehadiran Tuhan. Sebagai contoh, kita harus terlebih dahulu mengetahui tentang hukum Tuhan dan pelanggaran kita terhadap Tuhan, sebelum kita dapat mengalami pertobatan. Tidak mungkin kita mengalami pertobatan tanpa terlebih dahulu tahu bahwa apa yang kita lakukan adalah salah di mata Tuhan. Namun sebaliknya, hanya berfikir tentang Tuhan tidaklah cukup, namun kita harus memberikan hati kita kepada Tuhan di dalam doa. Katekismus Gereja Katolik menegaskan, memang benar bahwa keseluruhan diri manusia yang berdoa, namun terlebih lagi adalah hati yang berdoa. (KGK, 2562) Sehingga dapat dikatakan bahwa jika hati kita jauh dari Tuhan, maka kata-kata di dalam doa adalah percuma.
D.    Penutup
Para suadara Yesus mengajari kita untuk berdoa dengna sederhana. Supa kita menyembah Dia dan memuji Dia karena Dia yang menebus dunia dengan salib-Nya yang suci. Maka marilah berdoa kepadanya dari hati yang murni dan dari kerendahan hati kita karena doa itu adalah ayunan hati seperti kata St. Tersesia. Semoga dalam doa-doa yang kita panjatkan kita mampu mengarahkan pandangan kepada Allah yang menuntun kita pada kebenaran dan kebahagiaan. Doa bukan soal indahnya kata-kata tapi sejauh mana kita tergerak oleh Roh kudus yang ada bernaung dalam  sanubari kita. Sebagai biarawan doa harus menjadi eksistensi kita, menjadi makanan rohani yang membuat kita kuat menjalani panggilan ini. Konstutusi kita mengatakan doa itu adalah nafas kita jika nafas itu berhenti kita akan mati dan tak bisa berbuat apa-apa. Smoga doa kita senantiasa membubung kehadapan Allah yang Mahakuasa. Amin.

Share this post :

Posting Komentar

 
Copyright © 2015-2024. Ordo Kapusin Kustodi General Sibolga - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger - Posting