Ordo Kapusin Kustodi General Sibolga

PERSEMBAHAN KEPADA TUHAN (Markus 12:38-44)

Dalam suatu negara, negara itu dapat maju dan berkembang jika ada perangkat-perangkat yang menduduki posisi yang baik dalam pemerintahan. Perangkat yang dimaksud di sini ialah pejabat-pejabat pemerintahan. Pejabat yang diberi kuasa untuk mengayomi masyarakat seharusnya menjalankan tugasnya sesuai dengan yang dituliskan dalam undang-undang negara tersebut. Namun, dalam kenyataannya banyak yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik. Salah satu contoh ialah pejabat yang mengurusi urusan agama. Jika direnungkan, mereka yang mengurusi agama seharusnya menjalankan tugasnya dengan baik karena tugas yang diemban ialah yang berhubungan dengan iman kepercayaan masyarakat. Kenyataan justru sebaliknya, mereka memamfaatkan jabatan itu untuk memperkaya diri masing-masing. Mereka sangat terhormat di tengah-tengah masyarakat tetapi hati mereka menyimpan berbagai macam cara untuk mengelabui masyarakat bagaimana supaya dapat menumpuk harta kekayaan sebanyak-banyaknya. Pejabat-pejabat lain juga mendapat pandangan yang sama. Di hadapan masyarakat mereka sungguh terpandang dan disegani masyarakat, akan tetapi hati mereka kadang lebih tajam dari pedang bermata dua yang menindas masyarakat miskin demi kepentingan diri sendiri. Injil pada hari ini berbicara tentang kaum Farisi dan janda miskin. Kaum Farisi yang digambarkan dalam Injil hari ini sungguh mirip dengan para pejabat yang kita kenal saat ini yang menyalahgunakan jabatan tersebut. Kaum Farisi yang dilukiskan penginjil hari ini memiliki sifat-sifat tertentu, yakni mereka suka berdoa di pinggir kota, suka menerima penghormatan di kota, suka duduk di di tempat terdepan di rumah ibadat, ditempat terhormat dalam perjamuan tetapi mereka hanya mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sikap seperti kaum Farisi ini sering kita jumpai di tengah-tengah kehidupan kita terutama mereka yang diberi mandat untuk memimpin masyarakat. Tidak jarang kita jumpai bahwa mereka kerapkali memberi janji-janji yang membuat masyarakat merasa yakin akan janji-janji yang mereka ungkapkan. Kita tidak sadar bahwa mereka membuat janji hanya untuk mengelabui mata kita.
Kisah seorang janda yang memberikan persembahan, dua peser uang ke kotak persembahan mendapat perhatian khusus dari Yesus Kristus. Persembahan yang diberikan janda miskin tersebut merupakan penghasilannya yang didapat satu hari itu. Jadi jika dihitung, janda tersebut memberikan seluruh penghasilannya kepada Allah. Sementara orang kaya memberikan dari kelimpahannya. Bagi Allah, bukan jumlah yang utama, melainkan kerelaan dan keterbukaan hati untuk memberi. Kita sebagai pengikut Yesus Kristus, pantas kita renungkan perbuatan janda miskin yang dilukiskan dalam Injil hari ini. Adakah di antara kita yang berbuat seperti itu ? kita sebagai orang-orang kristen sering kita memberikan persembahan atau bantuan demi perkembangan gereja. Di samping itu juga banyak saudara-saudara kita yang miskin yang kadang kita lupakan. Pernahkah kita membantu mereka seperti yang kita lakukan untuk membantu gereja ?
Negara kita adalah negara yang kaya akan sumber daya alam tetapi kekayaan itu hanyalah dinikmati oleh segelintir orang saja yang selalu berkekurangan tanpa memikirkan orang yang miskin. Orang kaya semakin kaya dan orang miskin semakin miskin karena ketidakadilan. Masusia kadang tidak sadar bahwa kita semua sama di hadapan Tuhan. Tuhan yang Mahabaik akan melimpahkan rahmat-Nya kepada mereka yang dengan tulus ikhlas karena imannya kepada Allah. Bukan soal banyaknya persembahan yang kita masukkan ke kotak persembahan tetapi kerelaan dan keterbukaan hati untuk memberikan. Tuhan akan selalu melimpahkan pahala-Nya kepada mereka yang percaya dan yang menaruh harapan kepada-Nya. Tanda kemurahan Allah kepada manusia adalah Dia mengutus Putera-Nya yang tunggal ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari segala dosa-dosanya. Keterbukaan dan kerelaan hati bagi rahmat Tuhan sangatlah penting karena dengan keterbukaan dan kerelaan hati kita akan memperoleh hidup yang kekal.

(Fr. Thomas Lumban Gaol OFM Cap)
Share this post :

Posting Komentar

 
Copyright © 2015-2024. Ordo Kapusin Kustodi General Sibolga - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger - Posting